Jumat, 18 Oktober 2019

Pendidikan Zaman Old dan Zaman Now

Untuk membandingkan sistem pembelajaran dulu dengan sekarang diperlukan perbandingan kondisi dulu dan sekarang bahwasanya tingkat kognitif masyarakat dulu jauh lebih rendah dibandingkan masyarakat sekarang. Kehadiran guru saat itu bagaikan emas di tumpukan batubara. Kehadiran guru dianggap sebagai pakar disegala hal. Komentar/ penjelasan guru apapun dari guru saat itu, dipastikan tidak akan ada yang mengkritisi.

Sedangkan guru sekarang hadir di tengah masyarakat dengan tingkat pengetahuan yg mumpuni bahkan beberapa diantara mereka melampaui rata-rata pengetahuan sang guru. Critical thinking masyarakat sekarang jauh lebih maju. Kehadiran guru ditengah-tengah masyarakat jaman now berlomba-lomba secara finansial dan berorientasi kepada bagaimana meningkatkan kecerdasan, prestasi, keterampilan, dan bagaimana menghadapi persaingan. Tetapi mereduksi sikap kepedulian terhadap guru, misi utama untuk investasi karakter manusia dianggap sebagai the second choose. Pendidikan moral dan karakter bukan lagi merupakan faktor utama seorang anak mengenyam pendidikan. Kedua hal ini dianggap menjadi tugas para tokoh agama, tugas orang tua atau wali di rumah. Sekolah berlomba menonjolkan kurikulum yang dipercaya bisa menciptakan generasi muda super dari usia sedini mungkin.

Faktor yang mempengaruhi adalah perkembangan IPTEK yang semakin berkembang pesat. Dimana kita bisa lebih mudah mengakses apa saja yang ingin diakses. Tapi bukan berarti perkembangan IPTEK itu merugikan, hanya saja ada yang menyalah gunakannya. Mungkin bagi sebagian orang akan beranggapan bahwa tidak perlu mencari ilmu ke berbagai dunia, sebab semuanya sudah dibantu dengan teknologi. Dari teknologi timbul rasa pandang enteng terhadap gurunya diman pada saat guru menerangkan sebagian dari mereka hanya masa bodo dan tak memperhatikan gurunya menjelaskan karena anggapan bahwa semua bisa mereka akses sendiri. Membuat makalah 30 menitan jadi, ada mbah Google, copas sana sini atur susunan kata, margin, print, done.

Instan itu memang mudah, tapi jangan sampai terlarut
Ketika terlarut, kemalasan mulai terlahirkan...

Gadget lebih suka digunakan untuk mencari hal-hal yang menyenangkan menurut mereka dibandingkan hal yang bermanfaat. Contohnya mereka lebih suka membuka sosmed dan bermain game online daripada mencari informasi tentang pendidikan atau pelajaran.

Semua tentu berharap untuk kemajuan pendidikan di masa depan.  Selalu postif thinking bahwa hari esok akan lebih baik.  Meskipun nyatanya jaman sekarang ini masih banyak sekali permasalahan di sektor pendidikan. Tapi justru adanya permasalah itu yg mengindikasikan bahwa "pendidikan kita masih bisa lebih baik". Untuk maju tentunya perlu solusi untuk mengatasi setiap permasalahan yg muncul sekarang ini yaitu penekanan lebih pada penumbuhan karakter pada pendidikan. Karakter adalah pondasi.  Anak yg mampu meminimalisir dampak negatif teknologi informasi adalah mereka yg punya karakter moral dan kesadaran tentang apa yg baik dan benar. Sehingga diharapkan teknologi informasi nantinya benar-benar bisa sepenuhnya dimanfaatkan untuk mencerdaskan SDM.

Itulah sebaiknya harus adanya kerjasama antara sekolah dan orangtua siswa didik karena sangat penting untuk terjaminnya keberhasilan siswa, semua elemen masyarakat harus turut ambil serta dalam hal ini, baik dari sisi akademik maupun karakter. Perhatikan gambar berikut


Zaman dulu sosok seorang guru merupakan sosok yang sangat dihargai, dihormati, disegani dan dimuliakan. Seorang siswa sangat memuji gurunya, mereka menjadikan guru sebagai sosok idola. Sekalipun diluar jam sekolah, siswa tdk berani melewati jln yg ada guru mereka. Bukan krn takut tp malu kalau" ada perkataan maupun perbuatan mreka yg tdk pantas saat bertemu guru. Perjalanan waktu dan kecanggihan teknologi secara langsung maupun tidak langsung mulai mengubah tatanan sosial masyarakat, teknologi semakin pesat, berbagai UU pun mulai lahir, sehingga kreatifitas dan idealisme seorang guru mulai dibatasi oleh berbagai peraturan.  Seorang siswa mulai banyak yang tidak bisa lagi menghargai gurunya. Mereka mulai berani melawan guru, baik dari sikap, ucapan maupun perbuatan. Hasilnya sekarang, kita tidak bisa menutup mata, kenakalan remaja yg didominasi para siswa mulai meramaikan masyarakat. Parahnya, orang tua yang seharusnya ikut membantu dunia pendidikan, justru kebanyakan orang tua sekarang lebih berpihak kepada anaknya sbg siswa, terlepas benar atau salah yang dilakukan anaknya.

Marilah tumbuhkan kesadaran, jangan cuma satu pihan, tetapi harus berbagai pihak. Suksesnya program pendidikan perlu dipahami juga oleh orang tua siswa karena guru disekolah hanya berperan memberi ilmu secara sistematis (formal), sementara orang tualah yang berperan diluar sekolah untuk meng-handle ilmu lainnya.

- Rangkuman Catatan Kuliah (Kelas B-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar