“…CINTA…”,
satu kata yang sanggup menjungkirbalikkan duniamu.
Debaran jantung menjadi tidak menentu,
Sentruman listrik semu yang menghentak kala
bertatapan,
Perasaan yang bercampur aduk kala bertemu
status facebook dan twitter yang mengundang puluhan
komentar,
Kamu pasti tahu bagaimana rasanya kehilangan
nafsu makan dan tak sanggup berkonsentrasi karena cina membuatmu gundah.
Bahkan sang ahli pena, William Shakespeare
pun tak sanggup menyelami paradoks cinta dan akhirnya hanya dapat berkata
“Love
is the most beautiful of dreams and the worst of nightmares”
Cinta itu buta, Cinta itu tak masuk
akal
Bagaimana kata fisika?
Apakah cinta sebuah besaran?
Bagaimana fisika memahami cinta?
Siapa
sangka asmara sebenarnya adalah hasil dari dua gelombang emosi yang saling
berinteraksi?
Ada
bagian-bagian tubuhmu yang memancarkan gelombang penyebab rindu ini
Tubuhmu
memiliki sensor penerima sinyal gemosi dari luar?
Ya, Fisika menyebutnya gemosi,
Sebuah
gelombang dengan denting frekuensi yang melantunkan suasana hatimu
Kadang
indah, kadang juga pahit
Apakah kamu mengira Cinta datang pada
pandangan pertama?
Biarkan fisika yang membisikkan
rahasianya
Ketika
pertama kali sepasang insan terpikat satu sama lain, masing-masing sensornya
menangkap sinyal gemosi cinta
Kontak mata, Sentuhan punggung tangan,
Ucapan-ucapan cinta, dan Rayuan-rayuan yang membuat hatimu cenat cenut
Akan mempercepat penyamaan frekuensi cinta
dengan dentingan seindah harpa yang paling merdu sejagat raya
Semakin selaras frekuensi itu, perasaan
nyaman akan tumbuh beriringan
Rasa rindu hebat akan menyertainya saat dua
gemosi berinterferensi saling menguatkan
Selama berabad abad, misteri cinta
telah menjadi obsesi yang universal
Betapapun fisika mencoba membagi
rahasianya, bagi para ilmuwan, Cinta tetap menjadi keajaiban yang menakjubkan
Einstein ingin
sekali menghubungkan Cinta dan teori terkenalnya sampai-sampai dia
dengan serius berkata:
“Letakkan tanganmu di tungku panas
selama semenit, rasanya seperti satu jam,
duduklah dengan gadis pujaanmu selama
satu jam, rasanya seperti semenit.
Itulah makna relativitas”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar