Kamis, 21 Mei 2015

Evolusi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Evolusi merupakan bangunan ilmu terbesar, dan perkembangannya sangat luas. Meliputi pokok bahasan yang beragam dan terdapat bagian-bagian yang agak ditakutkan. Para ahli biologi evolusi sekarang meneliti evolusi dari berbagai disiplin ilmu, seperti genetika molekuler, morfologi dan embriologi. Mereka juga bekerja dengan peralatan yang beragam seperti dengan larutan kimia di dalam tabung reaksi, tingkah laku hewan di hutan rimba, fosil yang dikoleksi dari daerah-daerah purbakala dan batu-batu karang atau gunung-gunung batu.Ide yang mudah dimengerti dan sederhana dari evolusi adalah seleksi alam (natural selection), karena dapat diuji secara ilmiah dalam semua lingkungan. Ide seleksi alam ini merupakan ide yang mampu diterima semua ilmu, dan hanya teori ini yang diklaim bisa mempersatukan pendapat-pendapat berbeda dalam biologi.
Dengan teori ini berbagai temuan fakta yang ada di hutan hujan tropik, perubahan dan macam-macam warna yang terdapat di kebun botani, serta sekawanan hewan yang sementara bermain di daerah peternakan, dapat dijelaskan. Teori ini juga dapat digunakan untuk memahami asal mula kehidupan melalui kimia-bumi (geochemistry) dan proporsi gas yang ada di atmosfer. Sebagaimana dinyatakan oleh Theodosius Dobzhansky seorang ahli evolusi di abad dua puluh, bahwa: ‘nothing in biology makes sense expect in the light of evolution’.Evolusi artinya perubahan-perubahan dalam bentuk dan tingkah laku organisme antara generasi ke generasi. Bentuk-bentuk organisme, pada semua level dari rantai DNA sampai bentuk morfologi yang makroskopik dan tingkah laku sosial yang termodifikasi dari nenek moyang selama proses evolusi. Meskipun demikian, tidak semua perubahan dapat didefenisikan sebagai evolusi.
Pikiran tentang evolusi sudah tercetus jauh sebelum Charles Darwin menerbitkan bukunya, “On The Origin Of Species By Means Of Natural Selection, and The Favoured Races In The Struggle For Life”. Pada masa ± 400 tahun sebelum Masehi faham evolusi masih bersifat sepotong-sepotong dan tidak didasari oleh fakta. Fakta yang dikemukakan umumnya hanya terbatas pada fakta yang menyangkut makhluk hidup tanpa memperhitungkan kondisi lingkungan hidupnya.


1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini adalah :
1. Apa teori Evolusi Charles Darwin?
2. Apa saja bukti-bukti Evolusi?
3. Bagaimana Mekanisme Evolusi?
4. Bagaimana Asal Usul Mahluk Hidup?
5. Apa itu Radiasi Primat?

1.3 Tujuan
a) Mengetahui teori evolusi Charles Darwin
b) Mengethui bukti-bukti evolusi
c) Mengetahui mekanisme evolusi
d) Mengetahui asal usul makhluk hidup
e) Mengetahui radiasi primat

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Teori evolusi Charles Darwin

Teori evolusi Charles Darwin adalah teori evolusi yang didasarkan pada teori Seleksi Alam, yang pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin dalam bukunya “On the Origin of Species” atau “Asal Usul Spesies” yang diterbitkan tahun 1859. Teori seleksi alam memiliki konsep bahwa spesies yang berhasil beradaptasi dengan baik akan terus bertahan hidup, sedangkan yang tidak dapat beradaptasi akan punah.Karena teori yang dibuat Charles Darwin ini, ia jadi dijuluki sebagai “Bapak Evolusi”.
Charles Darwin melakukan penelitian tentang tumbuhan dan hewan untuk mempelajari tentang proses evolusi. Pengamatan yang ia lakukan di kepulauan Galapagos membuatnya menyadari konsep dasar evolusi.Ia menyadari bahwa burung Finch yang mendiami pulau-pulau berbeda memiliki sedikit perbedaan. Dalam pengamatannya, Darwin mengidentifikasi beragam spesies burung Finch yang memiliki perbedaan pada bentuk dan ukuran paruh mereka. Perbedaan paruh itu berhubungan dengan makanan yang tersedia di wilayah yang didiami oleh tiap burung tersebut. Bertentangan dengan ini, ia mengamati hanya ada satu spesies burung Finch di Amerika Selatan. Darwin berasumsi bahwa spesies-spesies di kepulauan Galapagos mungkin telah berevolusi dari spesies yang ditemukan di Amerika Selatan.
Menurut Darwin, spesies asli burung Finch nergy ke kepulauan Galapagos dan kemudian tersebar pada kondisi lingkungan yang bervariasi. Seiring berjalannya waktu, anatomi burung-burung tersebut secara alami termodifikasi sebagai adaptasi terhadap kondisi lingkungan yang ada. Dalam istilah yang lebih sederhana, mereka termodifikasi agar dapat lebih mudah mengkonsumsi makanan, sehingga meningkatkan kemungkinan bertahan hidup untuk reproduksi.Misalnya, burung Finch yang hidup di tanah memiliki paruh besar untuk memecahkan biji-bijian.Burung yang berhasil bertahan hidup terus hidup dan bereproduksi, sedangkan yang tidak berhasil beradaptasi meninggal dan punah.Modifikasi pada paruh burung Finch ini mungkin berkembang setelah banyak generasi.Karena burung-burung ini secara anatomis berbeda satu sama lain, mereka terisolasi secara reproduktif, sehingga menimbulkan spesies berbeda.
Darwin mencoba mengaplikasikan teori ini pada semua makhluk hidup, Darwin menyatakan bahwa individu-individu yang berasal dari spesies yang sama akan menunjukkan adanya variasi diantara mereka. Kemudian individu-individu yang memiliki sifat menguntungkan akan terus hidup dan berkembang biak. Akhirnya setelah banyak generasi, sifat-sifat menguntungkan menjadi lebih umum, sehingga populasi berkembang terdiri dari sifat yang menguntungkan saja. Seleksi alam dapat dijelaskan dengan cara yang sama dengan prosedur pembiakan yang dilakukan oleh peternak untuk hewan-hewan nergyn. Sapi-sapi produktif terbaik biasa digunakan untuk pembiakan. Proses ini secara bertahap akan membuang sifat yang tidak diinginkan. Demikian pula seleksi alam, secara bertahap menghilangkan spesies yang tidak dapat beradaptasi baik, dan mendukung spesies yang dapat beradaptasi dengan baik.

2.2.Bukti-bukti evolusi

Evolusi dapat dilihat dari dua segi yaitu sebagai proses historis dan cara bagaimana proses itu terjadi. Sebagai proses historis evolusi itu telah dipastikan secara menyeluruh dan lengkap sebagaimana yang telah dipastikan oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa lalu yang tidak dapat disaksikan oleh mata. Hal ini berarti bahwa evolusi itu ada dan merupakan suatu kenyataan yang telah terjadi.Berikut ini merupakan bukti-bukti evolusi yang ada.

1.   Adanya variasi antar individu dalam satu keturunan
Di dunia ini tidak pernah dijumpai dua individu yang identik sama, bahkan anak kembar sekalipun pasti punya suatu perbedaan. Demikian pula individu yang termasuk dalam satu spesies. Misalnya perbedaan warna, ukuran, berat, kebiasaan, dan lain-lain. Jadi antar individu dalam satu spesies pun terdapat variasi. Variasi adalah segala macam perbedaan yang terdapat antar individu dalam satu spesies. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan, dan habitat.
Seleksi yang dilakukan bertahun-tahun terhadap suatu spesies akan menyebabkan munculnya spesies baru yang berbeda dengan moyangnya. Oleh karena itu adanya variasi merupakan bahan dasar terjadinya evolusi yang menuju ke arah terbentuknya spesies baru.

2.   Pengaruh penyebaran geografis
Makhluk hidup yang berasal dari satu spesies yang hidup pada satu tempat setelah mengalami penyebaran ke tempat lain sifatnya dapat berubah. Perubahan itu terjadi karena di tempat yang baru makhluk hidup tersebut harus beradaptasi demi kelestariannya. Selanjutnya, adaptasi bertahun-tahun yang dilakukan akan menyebabkan semakin banyaknya penyimpangan sifat bila dibandingkan dengan makhluk hidup semula.  Dua tempat yang dipisahkan oleh pegunungan yang tinggi atau samudera yang luas mempunyai flora dan fauna yang berbeda sama sekali. Perbedaan susunan flora dan fauna di kedua tempat itu antara lain disebaContohnya adalah mengenai bentuk paruh burung Finch yang ditemukan Darwin di kepulauan Galapagos. Dari pengamatannya tampak burung-burung Finch tersebut memiliki bentuk paruh dan ukuran yang berbeda, dan menunjukkan mempunyai hubungan dengan burung Finch yang ada di Amerika Selatan. Mungkin karena sesuatu hal burung itu bermigrasi ke Galapagos. Mereka menemukan lingkungan yang baru yang berbeda dengan lingkungan hidup moyangnya. Burung itu kemudian berkembangbiak dan keturunannya yang mempunyai sifat sesuai dengan lingkungan akan bertahan hidup, sedang yang tidak akan mati. Karena lingkungan yang berbeda, burung-burung itu menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang ada di Galapagos. Akhirnya terbentuklah 14 spesies burung Finch yang berbeda dalam bentuk dan ukuran paruhnya.bkan adanya isolasi geografis.

3.   Ditemukannya fosil di berbagai lapisan batuan bumi
Fosil adalah sisa tumbuhan atau hewan yang telah membatu atau jejak-jejak yang tercetak pada batuan. Darwin menyatakan bahwa fosil yang ditemukan pada lapisan batuan muda berbeda dengan fosil yang terdapat pada lapisan batuan yang lebih tua, dan menunjukkan suatu bentuk perkembangan.
Dari sekian banyak fosil yang ditemukan, yang paling lengkap dan dapat digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi adalah fosil kuda yang ditemukan oleh Marsh dan Osborn. Dari studi yang dilakukan dapat dicatat beberapa perubahan dari nenek moyang kuda (Eohippus) yang hidup 58 juta tahun yang lalu menuju ke bentuk kuda modern sekarang (Equus), yaitu:
o    tubuh bertambah besar, dari sebesar kucing hingga sebesar kuda sekarang
o    leher makin panjang, kepala makin besar, jarak antara ujung mulut hingga bagian mata menjadi makin jauh
o    perubahan dari geraham depan dan belakang dari bentuk yang sesuai untuk makan daun menjadi bentuk yang sesuai untuk makan rumput
o    bertambah panjangnya anggota tubuh hingga dapat dipakai untuk berlari cepat, tetapi bersamaan dengan itu kemampuan rotasi tubuh menurun. adanya reduksi jari kaki dari lima menjadi satu, yaitu jari ketiga yang selanjutnya memanjang, kemudian disokong teracak.
4.   Adanya homologi organ pada berbagai jenis makhluk hidup
Organ-organ berbagai makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal sama dan kemudian berubah struktur sehingga fungsinya berbeda disebut organ yang homolog. Homologi organ menunjukkan tingkat kekerabatan makhluk yang bersangkutan. Makin banyak organ yang homolog kemungkinan kekerabatannya makin dekat, yang artinya nenek moyangnya mungkin sama.
Contohnya: tangan manusia berfungsi untuk memegang adalah homolog dengan sirip depan paus yang digunakan untuk berenang, atau sayap kelelawar yang berguna untuk terbang homolog dengan tungkai depan kucing yang berguna untuk berjalan.
Lawan dari homolog adalah organ yang analog, yaitu organ-organ dari berbagai makhluk hidup yang fungsinya sama tanpa memperhatikan bentuk asalnya. Bisa juga diartikan organ-organ tubuh dari berbagai makhluk hidup yang fungsinya sama tetapi bentuk asalnya berbeda.

5.   Studi perbandingan embriologi
Perkembangan embrio berbagai spesies yang termasuk kelas vertebrata menunjukkan adanya persamaan pada fase tertentu yakni pada fase morulla, blastula, dan gastrula/awal embrio. Hal ini menunjukkan adanya hubungan kekerabatan di antara hewan-hewan sesama vertebrata, yang mungkin pula mereka memiliki satu nenek moyang.

6.   Studi perbandingan biokimia
Bila membandingkan makhluk hidup pada tingkat biokimia, ternyata hasilnya mendukung teori evolusi. Sebagai contoh, Hb manusia lebih mirip dengan simpanse atau gorilla daripada dengan anjing atau cacing tanah. Tingkat kemiripan ini menunjukkan manusia lebih dekat kekerabatannya dengan simpanse atau gorilla daripada dengan anjing atau cacing tanah.

2.3.Mekanisme evolusi
Evolusi tidak terjadi pada individu tetapi dalam populasi. Suatu populasi adalah kelompok kawin silang individu dari satu spesies di wilayah geografis tertentu. Suatu populasi berkembang karena populasi berisi kumpulan gen yang disebut lukang gen. Karena perubahan yang terjadi pada lukang gen, populasi menjadi berkembang.

a)   Mutasi
    Mutasi, adalah kekuatan pendorong evolusi, perubahan acak pada lukang gen suatu populasi. Mutasi adalah perubahan sifat DNA dalam satu atau lebih kromosom. Mutasi menimbulkan alel baru, sehingga mereka adalah sumber variasi dalam suatu populasi.
      Mutasi bisa membahayakan, tetapi mereka juga dapat bermanfaat. Sebagai contoh, mutasi dapat mengizinkan organisme dalam suatu populasi untuk menghasilkan enzim yang akan memungkinkan mereka untuk menggunakan bahan-bahan makanan tertentu. Seiring waktu, jenis individu bertahan hidup, sedangkan yang tidak memiliki mutasi binasa. Oleh karena itu, seleksi alam cenderung untuk menghapus individu yang kurang cocok, yang memungkinkan individu yang lebih cocok untuk bertahan hidup dan membentuk populasi individu cocok.

b)  Aliran gen
    Mekanisme lain evolusi mungkin terjadi selama migrasi individu dari satu kelompok ke kelompok lain. Ketika orang yang bermigrasi kawin silang dengan penduduk baru, mereka berkontribusi gen mereka ke lukang gen dari penduduk setempat. Ini menetapkan aliran gen dalam populasi. Aliran gen terjadi, misalnya, ketika angin membawa benih jauh melampaui batas-batas populasi tanaman induk. Sebagai contoh lain, hewan mungkin didorong berangkat dari kawanannya. Hal ini memaksa mereka untuk bermigrasi ke populasi baru, sehingga membawa gen baru ke lukang gen. Aliran gen cenderung meningkatkan kesamaan antara sisa populasi dari spesies yang sama karena membuat lukang gen lebih mirip satu sama lain.

c)   Pergeseran genetik
Mekanisme lain untuk evolusi adalah penyimpangan genetik. Pergeseran genetik terjadi ketika sekelompok kecil individu meninggalkan populasi dan menetapkan di wilayah geografis terisolasi yang baru. Sebagai contoh, ketika populasi kecil ikan ditempatkan di sebuah danau, populasi ikan akan berkembang menjadi salah satu yang berbeda dari aslinya. Kesesuaian suatu populasi tidak dianggap dalam pergeseran genetik, atau apakah pergeseran genetik terjadi dalam populasi yang sangat besar.

d)   Seleksi alam
Pengaruh yang paling penting pada evolusi adalah seleksi alam, yang terjadi ketika organisme tunduk pada lingkungannya. Seleksi Alam dan berkontribusi pada gen mereka untuk anak-anak mereka, menghasilkan populasi yang lebih dapat beradaptasi terhadap lingkungan. Gen-gen individu yang kurang cocok pada akhirnya hilang. Kekuatan selektif yang penting dalam seleksi alam adalah lingkungan.
Kebugaran lingkungan dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Sebagai contoh, mungkin melibatkan kemampuan individu untuk menghindari predator, mungkin menyiratkan lebih tahan terhadap penyakit, hal itu dapat meningkatkan kemampuan untuk memperoleh makanan, atau mungkin berarti ketahanan terhadap kekeringan. Kebugaran juga dapat diukur sebagai kemampuan reproduksi ditingkatkan, seperti dalam kemampuan untuk menarik pasangan. Individu yang beradaptasi baik menghasilkan relatif lebih keturunan dan mewariskan gen mereka lebih efisien daripada individu yang kurang baik beradaptasi.
Beberapa jenis seleksi alam tampaknya bertindak dalam populasi. Salah satu jenis, menstabilkan seleksi, terjadi ketika lingkungan terus menghilangkan individu pada ekstrem populasi. Tipe lain dari seleksi alam adalah seleksi yang mengganggu. Di sini, lingkungan lebih menyukai jenis yang ekstrim dalam suatu populasi dengan mengorbankan bentuk peralihan, sehingga membelah penduduk menjadi dua atau lebih populasi. Jenis ketiga seleksi alam adalah seleksi terarah. Dalam hal ini, lingkungan bertindak untuk atau terhadap karakteristik yang ekstrim, dan kemungkinan hasilnya adalah penggantian satu kelompok gen dengan kelompok gen lain. Perkembangan bakteri resisten antibiotik di era modern adalah contoh dari seleksi terarah.

e)   Pengembangan spesies
Sebuah spesies adalah sekelompok individu yang berbagi sejumlah fitur dan mampu kawin silang dengan satu sama lain. (Ketika individu dari satu spesies kawin dengan individu dari spesies yang berbeda, keturunan apapun biasanya steril.) Spesies juga didefinisikan sebagai populasi yang anggotanya berbagi lukang gen umum.
Evolusi spesies adalah spesiasi, yang dapat terjadi ketika populasi terisolasi oleh hambatan geografis, seperti yang terjadi di isolasi Australia, Selandia Baru, dan Kepulauan Galapagos. Berbagai bentuk kehidupan ditemukan di Australia tetapi tempat lain adalah hasil karakteristik spesiasi oleh hambatan geografis.
Spesiasi juga dapat terjadi ketika hambatan reproduksi berkembang. Misalnya, ketika anggota populasi mengembangkan hambatan anatomis yang membuat kawin dengan anggota lain dari populasi sulit, spesies baru dapat berkembang. Waktu aktivitas seksual adalah contoh lain dari penghalang reproduksi. Perbedaan spasial, seperti satu spesies menghuni puncak pohon sementara spesies lain terjadi di permukaan tanah, adalah alasan lain mengapa spesies berkembang.

f)   Perubahan bertahap melawan yang pesat
Teori Darwin termasuk fakta bahwa perubahan evolusioner terjadi secara perlahan. Dalam banyak kasus, catatan fosil menunjukkan bahwa spesies berubah secara bertahap dari waktu ke waktu. Teori bahwa evolusi terjadi secara bertahap dikenal sebagai gradualisme.
Berbeda dengan gradualisme adalah teori punctuated equilibrium, yang merupakan titik diskusi di antara para ilmuwan. Menurut teori punctuated equilibrium, beberapa spesies memiliki jangka waktu yang panjang stabil keberadaannya terputus oleh waktu yang relatif singkat perubahan yang cepat.
Kedua kelompok ilmuwan setuju bahwa seleksi alam adalah faktor tunggal yang paling penting dalam perubahan evolusioner pada spesies. Apakah perubahan itu lambat dan bertahap, atau terputus dan cepat, satu hal yang pasti: Organisme telah berevolusi dari waktu ke waktu.

2.4.Asal-usul makhluk hidup

Kita mengenal beberapa hipotesis tentang asal mula kehidupan. Perlu diketahui bahwa hipotesis yang dikemukakan para ahli tidak terlepas dari cara penalaran seseorang dari zaman ke zaman, oleh karena itu ada beberapa hipotesis yang agak kurang tepat kedengarannya. Namun sebaliknya, ada beberapa hipotesis yang benar bila ditinjau dari segi logika. Berikut beberapa hipotesis atau teori tentang dari mana asal kehidupan di Bumi :
a)   Hidup dari Tuhan
Pendapat ni lebih dikenal dengan paham , Penciptaan Khusus yang mengandung arti bahwa Tuhan Langsung turun tangan . Ilmuwan Tidak menolak anggapan ini , tetapi semacam itu diluar taraf dan batas ilmu pengetahuan. Pendapat ini Dikenal dengan sebutan Teori Transedental , yang berpendapat bahwa semua ciptaan dari sisi “Religi “ adalah Ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dan itu luar jangkauan sains.

b)   Teori Cozmozoa
Teori ini mengatakan bahwa Mahluk Hidup Berasal Dari Luar Angkasa , Diperkirakan suatu benda berat telah menyebarkan benda hidup dan benda hidup itu meruapakan suatu partikel – partikel kecil. Teori ini berdasarkan dua asumsi :
-          Benda hidup itu ada / telah ada di suatu tempat dalam alam semesta ini
-          Hidup itu dapat dipertahankan selama perjalanan antarbenda angkasa di bumi

c)  Teori Fluger
Teori menyatakan bahwa Bumi itu berasal dari suatu materi yang sangat panas sekali , yang mengandung Karbon dan Nitrogen sehingga terbentuk Cyanogen . Senyawa itu dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi , dan selanjutnya terbentuk zat protein protoplasma yang menjadi mahluk hidup.

d)   Teori Moore
Teori ini menyatakan bahwa Hidup dapat muncul dari kondisi yang cocok atau pas dari bahan Organik pada saat bumi mengalami pendinginan dalam kondisi tersebut muncullah hidup itu .

e)   Teori Allen
Bahwa saat keadaan berdifusi ( bumi itu keadaannya seperti sekarang ), beberapa reaksi terjadi yaitu nergy yang nergy dari sinar matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom , Interaksi antara Nitrogen , Karbon , Hidrogen , Oksigen dan Sulfur , yang nantinya akan membentuk zat – zat yang difus yang akhirnya membentuk potoplasma benda hidup.

f)   Generatio Spontanea
Sebelum abad 17 orang menganggap bahwa makhluk hidup itu terbentuk secara spontan atau terbentuk dengan sendirinya. Contoh : Ulat timbul dengan sendirinya dari bangkai tikus, cacing timbul dengan sendirinya dari dalam lumpur, dari gudang padi, ternyata munculah tikus.Faham ini disebut juga abiogenesis makhluk hidup dapat terbentuk dari bukan makhluk hidup, misalnya dari lumpur timbul cacing. Faham ini antara lain dipelopori oleh Aristoteles.

g)   Omne Vivum Ex Ovo
Fransisco Redi (1626-1697) ahli biologi bangsa Italia dapat membuktikan bahwa ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat yang meletakan telurnya dengan sengaja di situ. Dari berbagai percobaannya yang serupa ia memperoleh kesimpulan yang serupa yaitu bahwa asal mula kehidupan itu adalah telur atau omne vivum ex ovo.

h)   Omne Ovo Ex Vivo
Lazzaro Spallanzani (1729 – 1799) juga ahli bangsa Italia dengan percobaannya terhadap kaldu, membuktikan bahwa jasad renik atau mikroorganisme yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu itu.Bila kaldu ditutup rapat setelah mendidih maka tidak terjadi pembusukan.Ia mengambil kesimpulan bahwa untuk adanya telur harus ada jasad hidup terlebih dahulu.Maka muncullah teorinya omne ovo ex vivo atau telur itu berasal dari makhluk hidup.

i)   Omne Vivum Ex Vivo
Louis Pasteur (1822-1895) sarjana kimia Perancis melanjutkan percobaan Spallanzani dengan percobaan berbagai mikroorganisme.Akhirnya ia berkesimpulan bahwa harus ada kehidupan sebelumnya, agar tumbuh kehidupan yang baru atau disebut omne vivum ex vivo. Teori ini disebut juga teori Biogenesis dengan konsep dasar bahwa yang hidup itu tentu berasal dari yang hidup juga.Dengan teori biogenesis ini maka teori abiogenesis ditinggalkan orang.Akan tetapi dengan demikian asal mula kehidupan mulai kembali menjadi masalah yang belum terungkap, namun nergy semua para ahli sependapat bahwa asal mula kehidupan itu timbul di bumi kita ini, bukan dari angkasa luar.

j)   Teori Urey
Harold Urey (1893) seorang ahli kimia dari Amerika Serikat mengemukakan bahwa atmosfer bumi pada awal mulanya kaya akan gas-gas metana (CH4), amoniak (NH3), nergyn (H2) dan air (H2O). Zat-zat itu merupakan unsur-unsur penting yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup.Diduga karena adanya nergy dari aliran listrik halilintar dan radiasi sianr kosmos unsur-unsur itu mengadakan reaksi-reaksi kimia membentuk zat-zat hidup. Zat hidup yang mula-mula terbentuk kira-kira sama dengan keadaan virus yang kita kenal sekarang. Zat itu berjuta-juta tahun berkembang menjadi berbagai jenis organisme.

k)   Teori Oparis Haldane
Alenxande I. Oparin , ahli biologi Rusia mempublikasikan tentang asal mula kehidupan , Rangkuman pendapat itu adalah jasad hidup terbentuk dari senyawa kimiawi dalam laut pada saat atmosfer bumi belum mengandung oksigen bebas . Senyawa terebut ( asam Amino sederhana , Purin , basa pirimidin serta senyawa senyawa golongan gula , kemudian terbentuk pula senyawa polipedia asam- asam polinuleat dan polisakarida yang semuanya terbntuk berkat bantuan sinaqr ultraviolet , kilatan listrik , panas dan radiasi
Jasad Hidup Pertama disebut protobion , yang hidup dalam laut kira-kira 5-10 meter dibwah permukaan laut . Ditempat itulah mereka terhindar dari sinar ultraviolet intensitas tinggi dan sinar matahari yang mematikan . Ketika jasad hidup berkembang menjadi lebih sempurna dan mampu memproduksi oksigen maka lama kelamaan terdapat lapisan pelindung berupa Ozon di atmosfer bumi kemudian , kehidupan merayap di pantai dan akhirnya memenuhi daratan Teori ini kembali ke teori Generatio Spontane tapi melalui proses evolusi ratusan juta tahun lamanya.

2.5.Radiasi primat

Perkembangan evolusi primata dimulai dari moyang yang berupa hewan mammalia pemakan serangga menurunkan Prosimian yang hidup pada zaman Paleosin. Hewan ini bertubuh kecil seperti cecurut, bermoncong, dan berekor panjang. Mereka tangkas dan cerdas, mempunyai organ-organ penggenggan dan lima jari. Dari prosimian perkembangan radiasi evolusi menuju 4 golongan besar yang masih tetap hidup sekarang ini.

a)   Prosimian Modern
Kelompok besar pertama yakni prosimian modern. Yang termasuk kelompok ini adalah lemur dan loris, sekarang hidup di pulau Madagaskar. Hewan-hewan ini masih mempunyai moncong dan ekor yang panjang, berkuku, bukan cakar dengan kemampuan untuk memanipulasi obyek, hal ini merupakan ciri utama primata.
Hewan lain yang termasuk prosimian modern ialah Tarsier (binatang hantu), hidup di Asia Selatan dan Indonesia (daerah pantai Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera). Pada hewan ini tidak dijumpai lagi moncong yang panjang, mata lebih ke depan tidak seperti mata lemur yang agak kesamping. Oleh karena itu, Tarsier dapat memfokuskan satu titik dengan kedua matanya. Nampak adanya peningkatan pada alat-alat penglihatan dan mekanisme saraf yang memberikan kemampuan untuk kedalaman persepsi (binocular stereoscopic vision) dan penglihatn warna pada tahap-tahap beranekaragam.

b)   Ceboidea (Monyet Dunia Baru)
Ceboidea hanya hidup pada lingkungan pohon dan ditemukan di daerah hutan-hutan sebelah selatan Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Mereka terbagi menjadi dua famili, yakni Callithricidae dan Cebidae
Callithricidae atau marmoset adalah Primata kecil yang telah menempati niche seperti bajing di hutan dunia baru. Perkembangan yang menonjol pada cakar untuk memanjat yang merupakan bagian penting dari pergerakan mereka.
Ceboidae hidup di lingkungan pohon. Namun lebih berkembang dibandingkan dengan Callithricidae. Mereka mengembangkan beraneka ragam besar tubuh dan adaptasi ekologis di npohon-pohon. Beberapa anggota Cebidae telah beradaptasi dengan cara hidup di lingkungan pohon dengan jalan mengembangkan “kaki ke-5” dalam bentuk ekor prehensil (penggenggam). Ekor prehensil tidak hanya terdapat pada monyet dunia lama.

c)   Cercopithecoidea (Monyet Dunia Lama)
Semua primata dunia lama kecuali prosimian adalah catarrhini (hidung terbelah). Monyet-monyet dunia lama diklasifikasikan dalam satu famili yakni Cercopithecidae yang terbagi menjadi 2 sub famili, yaitu Cercopithecinae (Monyet babon) dan Colobinae (monyet pemakan daun).
Pada catatan fosil Cercopithecoidea berkembang pada zaman Oligosin dan Miosin. Pada akhir miosin mereka telah menempati sejumlah niche lingkungan pohon serta terestrial di Afrika dan Erasia. Pada saat sekarang mereka berkembang menjadi colonin (monyet pemakan daun) dan cercopithecin. Cercopithecin yang hidup sekarang menempati iklim dan habitat yang lebih luas dibandingkan primata lain, kecuali manusia.

d)   Colobinae
Colobinae hidup beradaptasi makan daun vegetasi muda. Mereka mempunyai puncak gigi yang tajam pada gigi molar, kantung pipi khusus, dan bentuk perut khusus untuk mencernakan makanan. Pencernaan dilakukan dengan bantuan bakteri yang hidup pada perutnya yang mirip dengan kantung. Langur (sebutan untuk beberapa Colobinae) mendiami banyak habitat. Beberapa diantaranya di gunung-gunung tinggi dengan sedikit pohon dan makanya tergantung pada puncak-puncak cemara dan kulit pohon dan dedauna.
  
e)   Cercopithecinae
Sub famili ini beraneka habitat, mulai dari savana terbuka (babon, macaques, monyet pantas) sampai hutan (mandril, mangabey, dan quenon). Tingkah laku sosial babon dan Cercopithecinae terestrial banyak dipelajari oleh ahli anthropologi untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan dan ekologi yang menolong membentuk nenek moyang manusia.
Mereka berjalan di atas 4 kaki (quadrapedal dan mengembangkan kemampuan mencengkeram, tetapi tidak dengan ekor prehensil. Bentuk pergerakan mereka dinamakan branch walking (berjalan di atas cabang), plantigrade (kecenderungan bergerak pada permukaan palntar = tapak tangan atau tapak kaki).
Gibbon mempunyai tengkorak yang lebih kecil dibandingkan dengan Hominoid yang lain semata-mata arboreal. Bentuk gibbon khusus untuk bergerak arboncal, disebut brachiation. Brachiation memungkinkan gibbon bergerak lebih cepat antara pepohonan dengan menggunakan kedua lenganya, hingga tangannya berfungsi sebagai sebuah kait. Tetapi jika ia turun ke tanah atau berjalan-jalan di atas dahan, dilakukan dengan dua kaki.
Orangutan seperti gibbon hidup terbatas di Asia Tenggara dan pernah hidup tersebar luas di Asia. Cara bergerak orangutan dinamakan quadramanual (empat tangan). Meskipun orangutan mengahabiskan banyak waktunya di atas pohon dengan mengguankan 4 anggota badanya, juga dapat berjalan jauh sekali di daratan tanah, khususnya jantan dewasa` hampir 2 kali lebih besar daripada betinanya dn menjalani hidup membujang.
Gorila sangat terbatas ruang lingkupnya dan sekarang hanya terdapat di hutan pegunungan daerah katulistiwa dan dataran tinggi Afrika Timur. Gorila dalah vegetarian terestrial, pemakan daun yang tumbuh di daratan tanah. Susunan kerangka sangat khusus untuk menopang berat badan terestrial dan berjalan di atas buku-buku jari. Cara bergerak seperti inin terlihat pada bentuk dada, bahu, tangan, dan tulang lumbar vertebral yang kuat.
Simpanse tidak mempunyai catatan fosil, hidup terbatas di daerah hutan dan bagian berhutan kera. Karena adaptasi mereka, mempunyai struktur badan yang orthograde (tegak), yang memungkinkan mereka berjalan jauh di atas permukaan tanah, tetapi juga posisi duduk dalam jangka waktu lama. Untuk duduk, babon telah mengembangkan sepetak kulit pada bagian belakang yang dinamakan ischial callosities.

f)   Hominoidea
Kelompok ini muncul pada zaman Paleosin. Selama niosin awal radiasi Hominoidae bercabang menjadi dua yakni Anthropoidea (kera) dan Hominidae (keluarga manusia). Kedua famili ini ditandai dengan hilangnya ekor dan berkembangnya ukuran besar badan. Otak Anthropoidae dan Hominiidae jauh lebih berkembang dan demikian fungsi lebih kompleks. Kera-kera hidup sekarang dibagi 4 genus, yakni gibbon, orangutan,simpanse, dan gorila.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Evolusi menjelaskan perekembangan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu yang lama dari bentuk yang sederhanamenjadibentuk yang kompleks. Tokoh evolusi pertama yang pendapatnya diterima olehduniailmupengetahuanadalahcharlesDarwin

3.2. Saran
Kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu referensi dan pengetahuan untuk mengetahui lebih dalam tentang evolusi. Dan untuk lebih menyempurnakan makalah ini kami berharap saran dan masukan dari para dosen dan mahasiswa sekalian untuk perbaikan makalah ini ke depan.

DAFTAR PUSTAKA
Alim, Tanri.2013. Teori Evolusi Charles Darwin. (online) http://www.biologi-sel.com
Anonim. 2009. Evolusi Primata. (online) https://zaifbio.wordpress.com
Nursalimah, Listia. 2014. Asal usul Kehidupan di muka bumi. (online) https://listianurr.blogspot.com/
Sridianti.2014. Mekanisme Terjadinya Evolusi. (online) http://www.sridianti.com/

Contoh PPT dapat dilihat di :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar