BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Evolusi merupakan bangunan ilmu terbesar, dan
perkembangannya sangat luas. Meliputi pokok bahasan yang beragam dan terdapat
bagian-bagian yang agak ditakutkan. Para ahli biologi evolusi sekarang meneliti
evolusi dari berbagai disiplin ilmu, seperti genetika molekuler, morfologi dan
embriologi. Mereka juga bekerja dengan peralatan yang beragam seperti dengan
larutan kimia di dalam tabung reaksi, tingkah laku hewan di hutan rimba, fosil
yang dikoleksi dari daerah-daerah purbakala dan batu-batu karang atau gunung-gunung
batu.Ide yang mudah dimengerti dan sederhana dari evolusi adalah seleksi alam
(natural selection), karena dapat diuji secara ilmiah dalam semua lingkungan.
Ide seleksi alam ini merupakan ide yang mampu diterima semua ilmu, dan hanya
teori ini yang diklaim bisa mempersatukan pendapat-pendapat berbeda dalam
biologi.
Dengan teori ini berbagai temuan fakta yang
ada di hutan hujan tropik, perubahan dan macam-macam warna yang terdapat di
kebun botani, serta sekawanan hewan yang sementara bermain di daerah
peternakan, dapat dijelaskan. Teori ini juga dapat digunakan untuk memahami
asal mula kehidupan melalui kimia-bumi (geochemistry) dan proporsi gas yang ada
di atmosfer. Sebagaimana dinyatakan oleh Theodosius Dobzhansky seorang ahli
evolusi di abad dua puluh, bahwa: ‘nothing in biology makes sense expect in the
light of evolution’.Evolusi artinya perubahan-perubahan dalam bentuk dan
tingkah laku organisme antara generasi ke generasi. Bentuk-bentuk organisme,
pada semua level dari rantai DNA sampai bentuk morfologi yang makroskopik dan
tingkah laku sosial yang termodifikasi dari nenek moyang selama proses evolusi.
Meskipun demikian, tidak semua perubahan dapat didefenisikan sebagai evolusi.
Pikiran tentang evolusi sudah tercetus jauh
sebelum Charles Darwin menerbitkan bukunya, “On The Origin Of Species By Means
Of Natural Selection, and The Favoured Races In The Struggle For Life”. Pada
masa ± 400 tahun sebelum Masehi faham evolusi masih bersifat
sepotong-sepotong dan tidak didasari oleh fakta. Fakta yang dikemukakan umumnya
hanya terbatas pada fakta yang menyangkut makhluk hidup tanpa memperhitungkan
kondisi lingkungan hidupnya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah
ini adalah :
1.
Apa teori Evolusi Charles Darwin?
2.
Apa saja bukti-bukti Evolusi?
3. Bagaimana Mekanisme Evolusi?
4.
Bagaimana Asal Usul Mahluk Hidup?
5.
Apa itu Radiasi Primat?
1.3 Tujuan
a) Mengetahui teori evolusi Charles
Darwin
b) Mengethui bukti-bukti evolusi
c) Mengetahui mekanisme evolusi
d) Mengetahui asal usul makhluk hidup
e) Mengetahui
radiasi primat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Teori
evolusi Charles Darwin
Teori evolusi Charles Darwin adalah teori evolusi yang didasarkan
pada teori Seleksi Alam, yang pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin
dalam bukunya “On the Origin of Species” atau “Asal Usul Spesies” yang
diterbitkan tahun 1859. Teori seleksi alam memiliki konsep bahwa spesies yang
berhasil beradaptasi dengan baik akan terus bertahan hidup, sedangkan yang
tidak dapat beradaptasi akan punah.Karena teori yang dibuat Charles Darwin ini,
ia jadi dijuluki sebagai “Bapak Evolusi”.
Charles Darwin melakukan penelitian tentang tumbuhan dan hewan
untuk mempelajari tentang proses evolusi. Pengamatan yang ia lakukan di
kepulauan Galapagos membuatnya menyadari konsep dasar evolusi.Ia menyadari
bahwa burung Finch yang mendiami pulau-pulau berbeda memiliki sedikit perbedaan.
Dalam pengamatannya, Darwin mengidentifikasi beragam spesies burung Finch yang
memiliki perbedaan pada bentuk dan ukuran paruh mereka. Perbedaan paruh itu
berhubungan dengan makanan yang tersedia di wilayah yang didiami oleh tiap
burung tersebut. Bertentangan dengan ini, ia mengamati hanya ada satu spesies
burung Finch di Amerika Selatan. Darwin berasumsi bahwa spesies-spesies di
kepulauan Galapagos mungkin telah berevolusi dari spesies yang ditemukan di
Amerika Selatan.
Menurut Darwin, spesies asli burung Finch nergy ke kepulauan
Galapagos dan kemudian tersebar pada kondisi lingkungan yang bervariasi.
Seiring berjalannya waktu, anatomi burung-burung tersebut secara alami
termodifikasi sebagai adaptasi terhadap kondisi lingkungan yang ada. Dalam istilah
yang lebih sederhana, mereka termodifikasi agar dapat lebih mudah mengkonsumsi
makanan, sehingga meningkatkan kemungkinan bertahan hidup untuk
reproduksi.Misalnya, burung Finch yang hidup di tanah memiliki paruh besar
untuk memecahkan biji-bijian.Burung yang berhasil bertahan hidup terus hidup
dan bereproduksi, sedangkan yang tidak berhasil beradaptasi meninggal dan
punah.Modifikasi pada paruh burung Finch ini mungkin berkembang setelah banyak
generasi.Karena burung-burung ini secara anatomis berbeda satu sama lain,
mereka terisolasi secara reproduktif, sehingga menimbulkan spesies berbeda.
Darwin mencoba mengaplikasikan teori ini pada semua makhluk hidup,
Darwin menyatakan bahwa individu-individu yang berasal dari spesies yang sama
akan menunjukkan adanya variasi diantara mereka. Kemudian individu-individu
yang memiliki sifat menguntungkan akan terus hidup dan berkembang biak.
Akhirnya setelah banyak generasi, sifat-sifat menguntungkan menjadi lebih umum,
sehingga populasi berkembang terdiri dari sifat yang menguntungkan saja. Seleksi
alam dapat dijelaskan dengan cara yang sama dengan prosedur pembiakan yang
dilakukan oleh peternak untuk hewan-hewan nergyn. Sapi-sapi produktif terbaik
biasa digunakan untuk pembiakan. Proses ini secara bertahap akan membuang sifat
yang tidak diinginkan. Demikian pula seleksi alam, secara bertahap
menghilangkan spesies yang tidak dapat beradaptasi baik, dan mendukung spesies
yang dapat beradaptasi dengan baik.
2.2.Bukti-bukti
evolusi
Evolusi dapat dilihat dari dua segi yaitu sebagai proses historis
dan cara bagaimana proses itu terjadi. Sebagai proses historis evolusi itu
telah dipastikan secara menyeluruh dan lengkap sebagaimana yang telah
dipastikan oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa lalu yang tidak dapat
disaksikan oleh mata. Hal ini berarti bahwa evolusi itu ada dan merupakan suatu
kenyataan yang telah terjadi.Berikut ini merupakan bukti-bukti evolusi yang
ada.
1. Adanya
variasi antar individu dalam satu keturunan
Di
dunia ini tidak pernah dijumpai dua individu yang identik sama, bahkan anak
kembar sekalipun pasti punya suatu perbedaan. Demikian pula individu yang
termasuk dalam satu spesies. Misalnya perbedaan warna, ukuran, berat,
kebiasaan, dan lain-lain. Jadi antar individu dalam satu spesies pun terdapat
variasi. Variasi adalah segala macam perbedaan yang terdapat antar individu
dalam satu spesies. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh berbagai faktor
seperti suhu, tanah, makanan, dan habitat.
Seleksi
yang dilakukan bertahun-tahun terhadap suatu spesies akan menyebabkan munculnya
spesies baru yang berbeda dengan moyangnya. Oleh karena itu adanya variasi
merupakan bahan dasar terjadinya evolusi yang menuju ke arah terbentuknya
spesies baru.
2. Pengaruh
penyebaran geografis
Makhluk
hidup yang berasal dari satu spesies yang hidup pada satu tempat setelah
mengalami penyebaran ke tempat lain sifatnya dapat berubah. Perubahan itu
terjadi karena di tempat yang baru makhluk hidup tersebut harus beradaptasi
demi kelestariannya. Selanjutnya, adaptasi bertahun-tahun yang dilakukan akan
menyebabkan semakin banyaknya penyimpangan sifat bila dibandingkan dengan
makhluk hidup semula. Dua tempat yang dipisahkan oleh pegunungan
yang tinggi atau samudera yang luas mempunyai flora dan fauna yang berbeda sama
sekali. Perbedaan susunan flora dan fauna di kedua tempat itu antara lain
disebaContohnya adalah mengenai bentuk paruh burung Finch yang ditemukan Darwin
di kepulauan Galapagos. Dari pengamatannya tampak burung-burung Finch tersebut
memiliki bentuk paruh dan ukuran yang berbeda, dan menunjukkan mempunyai
hubungan dengan burung Finch yang ada di Amerika Selatan. Mungkin karena
sesuatu hal burung itu bermigrasi ke Galapagos. Mereka menemukan lingkungan
yang baru yang berbeda dengan lingkungan hidup moyangnya. Burung itu kemudian
berkembangbiak dan keturunannya yang mempunyai sifat sesuai dengan lingkungan
akan bertahan hidup, sedang yang tidak akan mati. Karena lingkungan yang
berbeda, burung-burung itu menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang ada di
Galapagos. Akhirnya terbentuklah 14 spesies burung Finch yang berbeda dalam
bentuk dan ukuran paruhnya.bkan adanya isolasi geografis.
3. Ditemukannya
fosil di berbagai lapisan batuan bumi
Fosil
adalah sisa tumbuhan atau hewan yang telah membatu atau jejak-jejak yang
tercetak pada batuan. Darwin menyatakan bahwa fosil yang ditemukan pada lapisan
batuan muda berbeda dengan fosil yang terdapat pada lapisan batuan yang lebih
tua, dan menunjukkan suatu bentuk perkembangan.
Dari
sekian banyak fosil yang ditemukan, yang paling lengkap dan dapat digunakan
sebagai petunjuk adanya evolusi adalah fosil kuda yang ditemukan
oleh Marsh dan Osborn. Dari studi yang dilakukan dapat dicatat beberapa
perubahan dari nenek moyang kuda (Eohippus) yang hidup 58 juta tahun yang lalu
menuju ke bentuk kuda modern sekarang (Equus), yaitu:
o tubuh bertambah besar, dari sebesar kucing
hingga sebesar kuda sekarang
o leher makin panjang, kepala makin besar, jarak
antara ujung mulut hingga bagian mata menjadi makin jauh
o perubahan dari geraham depan dan belakang dari
bentuk yang sesuai untuk makan daun menjadi bentuk yang sesuai untuk makan
rumput
o bertambah panjangnya anggota tubuh hingga dapat
dipakai untuk berlari cepat, tetapi bersamaan dengan itu kemampuan rotasi tubuh
menurun. adanya
reduksi jari kaki dari lima menjadi satu, yaitu jari ketiga yang selanjutnya
memanjang, kemudian disokong teracak.
4. Adanya
homologi organ pada berbagai jenis makhluk hidup
Organ-organ
berbagai makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal sama dan kemudian berubah
struktur sehingga fungsinya berbeda disebut organ yang homolog. Homologi
organ menunjukkan tingkat kekerabatan makhluk yang bersangkutan. Makin banyak
organ yang homolog kemungkinan kekerabatannya makin dekat, yang artinya nenek
moyangnya mungkin sama.
Contohnya:
tangan manusia berfungsi untuk memegang adalah homolog dengan sirip depan paus
yang digunakan untuk berenang, atau sayap kelelawar yang berguna untuk terbang
homolog dengan tungkai depan kucing yang berguna untuk berjalan.
Lawan
dari homolog adalah organ yang analog, yaitu organ-organ dari berbagai
makhluk hidup yang fungsinya sama tanpa memperhatikan bentuk asalnya. Bisa juga
diartikan organ-organ tubuh dari berbagai makhluk hidup yang fungsinya sama
tetapi bentuk asalnya berbeda.
5. Studi
perbandingan embriologi
Perkembangan
embrio berbagai spesies yang termasuk kelas vertebrata menunjukkan adanya
persamaan pada fase tertentu yakni pada fase morulla, blastula, dan
gastrula/awal embrio. Hal ini menunjukkan adanya hubungan kekerabatan di antara
hewan-hewan sesama vertebrata, yang mungkin pula mereka memiliki satu nenek
moyang.
6. Studi
perbandingan biokimia
Bila
membandingkan makhluk hidup pada tingkat biokimia, ternyata hasilnya mendukung
teori evolusi. Sebagai contoh, Hb manusia lebih mirip dengan simpanse atau
gorilla daripada dengan anjing atau cacing tanah. Tingkat kemiripan ini
menunjukkan manusia lebih dekat kekerabatannya dengan simpanse atau gorilla
daripada dengan anjing atau cacing tanah.
2.3.Mekanisme
evolusi
Evolusi tidak terjadi pada individu tetapi dalam
populasi. Suatu populasi adalah kelompok kawin silang individu dari satu
spesies di wilayah geografis tertentu. Suatu populasi berkembang karena
populasi berisi kumpulan gen yang disebut lukang gen. Karena perubahan
yang terjadi pada lukang gen, populasi menjadi berkembang.
a) Mutasi
Mutasi,
adalah kekuatan pendorong evolusi, perubahan acak pada lukang gen suatu
populasi. Mutasi adalah perubahan sifat DNA dalam satu atau lebih kromosom.
Mutasi menimbulkan alel baru, sehingga mereka adalah sumber variasi dalam suatu
populasi.
Mutasi
bisa membahayakan, tetapi mereka juga dapat bermanfaat. Sebagai contoh, mutasi
dapat mengizinkan organisme dalam suatu populasi untuk menghasilkan enzim yang
akan memungkinkan mereka untuk menggunakan bahan-bahan makanan tertentu.
Seiring waktu, jenis individu bertahan hidup, sedangkan yang tidak memiliki
mutasi binasa. Oleh karena itu, seleksi alam cenderung untuk menghapus individu
yang kurang cocok, yang memungkinkan individu yang lebih cocok untuk bertahan
hidup dan membentuk populasi individu cocok.
b) Aliran
gen
Mekanisme
lain evolusi mungkin terjadi selama migrasi individu dari satu kelompok ke
kelompok lain. Ketika orang yang bermigrasi kawin silang dengan penduduk baru,
mereka berkontribusi gen mereka ke lukang gen dari penduduk setempat. Ini
menetapkan aliran gen dalam populasi. Aliran gen terjadi, misalnya, ketika
angin membawa benih jauh melampaui batas-batas populasi tanaman induk. Sebagai
contoh lain, hewan mungkin didorong berangkat dari kawanannya. Hal ini memaksa
mereka untuk bermigrasi ke populasi baru, sehingga membawa gen baru ke lukang
gen. Aliran gen cenderung meningkatkan kesamaan antara sisa populasi dari
spesies yang sama karena membuat lukang gen lebih mirip satu sama lain.
c) Pergeseran
genetik
Mekanisme
lain untuk evolusi adalah penyimpangan genetik. Pergeseran genetik terjadi
ketika sekelompok kecil individu meninggalkan populasi dan menetapkan di
wilayah geografis terisolasi yang baru. Sebagai contoh, ketika populasi kecil
ikan ditempatkan di sebuah danau, populasi ikan akan berkembang menjadi salah
satu yang berbeda dari aslinya. Kesesuaian suatu populasi tidak dianggap dalam
pergeseran genetik, atau apakah pergeseran genetik terjadi dalam populasi yang
sangat besar.
d) Seleksi
alam
Pengaruh
yang paling penting pada evolusi adalah seleksi alam, yang terjadi ketika
organisme tunduk pada lingkungannya. Seleksi Alam dan berkontribusi pada gen
mereka untuk anak-anak mereka, menghasilkan populasi yang lebih dapat
beradaptasi terhadap lingkungan. Gen-gen individu yang kurang cocok pada
akhirnya hilang. Kekuatan selektif yang penting dalam seleksi alam adalah
lingkungan.
Kebugaran
lingkungan dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Sebagai contoh, mungkin
melibatkan kemampuan individu untuk menghindari predator, mungkin menyiratkan
lebih tahan terhadap penyakit, hal itu dapat meningkatkan kemampuan untuk
memperoleh makanan, atau mungkin berarti ketahanan terhadap kekeringan. Kebugaran
juga dapat diukur sebagai kemampuan reproduksi ditingkatkan, seperti dalam
kemampuan untuk menarik pasangan. Individu yang beradaptasi baik menghasilkan
relatif lebih keturunan dan mewariskan gen mereka lebih efisien daripada
individu yang kurang baik beradaptasi.
Beberapa
jenis seleksi alam tampaknya bertindak dalam populasi. Salah satu jenis,
menstabilkan seleksi, terjadi ketika lingkungan terus menghilangkan individu
pada ekstrem populasi. Tipe lain dari seleksi alam adalah seleksi yang
mengganggu. Di sini, lingkungan lebih menyukai jenis yang ekstrim dalam suatu
populasi dengan mengorbankan bentuk peralihan, sehingga membelah penduduk
menjadi dua atau lebih populasi. Jenis ketiga seleksi alam adalah seleksi
terarah. Dalam hal ini, lingkungan bertindak untuk atau terhadap karakteristik
yang ekstrim, dan kemungkinan hasilnya adalah penggantian satu kelompok gen
dengan kelompok gen lain. Perkembangan bakteri resisten antibiotik di era
modern adalah contoh dari seleksi terarah.
e) Pengembangan
spesies
Sebuah
spesies adalah sekelompok individu yang berbagi sejumlah fitur dan mampu kawin
silang dengan satu sama lain. (Ketika individu dari satu spesies kawin dengan
individu dari spesies yang berbeda, keturunan apapun biasanya steril.) Spesies
juga didefinisikan sebagai populasi yang anggotanya berbagi lukang gen umum.
Evolusi
spesies adalah spesiasi, yang dapat terjadi ketika populasi terisolasi oleh
hambatan geografis, seperti yang terjadi di isolasi Australia, Selandia Baru,
dan Kepulauan Galapagos. Berbagai bentuk kehidupan ditemukan di Australia
tetapi tempat lain adalah hasil karakteristik spesiasi oleh hambatan geografis.
Spesiasi
juga dapat terjadi ketika hambatan reproduksi berkembang. Misalnya, ketika
anggota populasi mengembangkan hambatan anatomis yang membuat kawin dengan
anggota lain dari populasi sulit, spesies baru dapat berkembang. Waktu
aktivitas seksual adalah contoh lain dari penghalang reproduksi. Perbedaan
spasial, seperti satu spesies menghuni puncak pohon sementara spesies lain
terjadi di permukaan tanah, adalah alasan lain mengapa spesies berkembang.
f) Perubahan
bertahap melawan yang pesat
Teori
Darwin termasuk fakta bahwa perubahan evolusioner terjadi secara perlahan.
Dalam banyak kasus, catatan fosil menunjukkan bahwa spesies berubah secara
bertahap dari waktu ke waktu. Teori bahwa evolusi terjadi secara bertahap
dikenal sebagai gradualisme.
Berbeda
dengan gradualisme adalah teori punctuated equilibrium, yang merupakan titik
diskusi di antara para ilmuwan. Menurut teori punctuated equilibrium, beberapa
spesies memiliki jangka waktu yang panjang stabil keberadaannya terputus oleh
waktu yang relatif singkat perubahan yang cepat.
Kedua
kelompok ilmuwan setuju bahwa seleksi alam adalah faktor tunggal yang paling
penting dalam perubahan evolusioner pada spesies. Apakah perubahan itu lambat
dan bertahap, atau terputus dan cepat, satu hal yang pasti: Organisme telah
berevolusi dari waktu ke waktu.
2.4.Asal-usul
makhluk hidup
Kita mengenal beberapa hipotesis tentang asal
mula kehidupan. Perlu diketahui bahwa hipotesis yang dikemukakan para ahli
tidak terlepas dari cara penalaran seseorang dari zaman ke zaman, oleh karena
itu ada beberapa hipotesis yang agak kurang tepat kedengarannya. Namun
sebaliknya, ada beberapa hipotesis yang benar bila ditinjau dari segi logika.
Berikut beberapa hipotesis atau teori tentang dari mana asal kehidupan di Bumi
:
a) Hidup
dari Tuhan
Pendapat ni lebih dikenal dengan paham ,
Penciptaan Khusus yang mengandung arti bahwa Tuhan Langsung turun tangan .
Ilmuwan Tidak menolak anggapan ini , tetapi semacam itu diluar taraf dan batas
ilmu pengetahuan. Pendapat ini Dikenal dengan sebutan Teori Transedental , yang
berpendapat bahwa semua ciptaan dari sisi “Religi “ adalah Ciptaan Tuhan Yang
Maha Kuasa dan itu luar jangkauan sains.
b) Teori
Cozmozoa
Teori ini mengatakan bahwa Mahluk Hidup Berasal
Dari Luar Angkasa , Diperkirakan suatu benda berat telah menyebarkan benda
hidup dan benda hidup itu meruapakan suatu partikel – partikel kecil. Teori ini
berdasarkan dua asumsi :
-
Benda hidup itu ada /
telah ada di suatu tempat dalam alam semesta ini
-
Hidup itu dapat
dipertahankan selama perjalanan antarbenda angkasa di bumi
c) Teori
Fluger
Teori menyatakan bahwa Bumi itu berasal dari
suatu materi yang sangat panas sekali , yang mengandung Karbon dan Nitrogen
sehingga terbentuk Cyanogen . Senyawa itu dapat terjadi pada suhu yang sangat
tinggi , dan selanjutnya terbentuk zat protein protoplasma yang menjadi mahluk
hidup.
d) Teori
Moore
Teori ini menyatakan bahwa Hidup dapat muncul
dari kondisi yang cocok atau pas dari bahan Organik pada saat bumi mengalami
pendinginan dalam kondisi tersebut muncullah hidup itu .
e) Teori
Allen
Bahwa saat keadaan berdifusi ( bumi itu
keadaannya seperti sekarang ), beberapa reaksi terjadi yaitu nergy yang nergy
dari sinar matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan
pengaturan atom , Interaksi antara Nitrogen , Karbon , Hidrogen , Oksigen dan
Sulfur , yang nantinya akan membentuk zat – zat yang difus yang akhirnya
membentuk potoplasma benda hidup.
f) Generatio
Spontanea
Sebelum abad 17 orang menganggap bahwa makhluk
hidup itu terbentuk secara spontan atau terbentuk dengan sendirinya. Contoh
: Ulat timbul dengan sendirinya dari bangkai tikus, cacing timbul dengan
sendirinya dari dalam lumpur, dari gudang padi, ternyata munculah tikus.Faham
ini disebut juga abiogenesis makhluk hidup dapat terbentuk dari bukan makhluk
hidup, misalnya dari lumpur timbul cacing. Faham ini antara lain dipelopori
oleh Aristoteles.
g) Omne
Vivum Ex Ovo
Fransisco Redi (1626-1697) ahli biologi bangsa
Italia dapat membuktikan bahwa ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat
yang meletakan telurnya dengan sengaja di situ. Dari berbagai percobaannya yang
serupa ia memperoleh kesimpulan yang serupa yaitu bahwa asal mula kehidupan itu
adalah telur atau omne vivum ex ovo.
h) Omne
Ovo Ex Vivo
Lazzaro Spallanzani (1729 – 1799) juga ahli
bangsa Italia dengan percobaannya terhadap kaldu, membuktikan bahwa jasad renik
atau mikroorganisme yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu itu.Bila kaldu
ditutup rapat setelah mendidih maka tidak terjadi pembusukan.Ia mengambil
kesimpulan bahwa untuk adanya telur harus ada jasad hidup terlebih dahulu.Maka
muncullah teorinya omne ovo ex vivo atau telur itu berasal dari makhluk hidup.
i) Omne
Vivum Ex Vivo
Louis Pasteur (1822-1895) sarjana kimia Perancis
melanjutkan percobaan Spallanzani dengan percobaan berbagai
mikroorganisme.Akhirnya ia berkesimpulan bahwa harus ada kehidupan sebelumnya,
agar tumbuh kehidupan yang baru atau disebut omne vivum ex vivo. Teori ini
disebut juga teori Biogenesis dengan konsep dasar bahwa yang hidup itu tentu
berasal dari yang hidup juga.Dengan teori biogenesis ini maka teori abiogenesis
ditinggalkan orang.Akan tetapi dengan demikian asal mula kehidupan mulai
kembali menjadi masalah yang belum terungkap, namun nergy semua para ahli
sependapat bahwa asal mula kehidupan itu timbul di bumi kita ini, bukan dari
angkasa luar.
j) Teori Urey
Harold Urey (1893) seorang ahli kimia dari
Amerika Serikat mengemukakan bahwa atmosfer bumi pada awal mulanya kaya akan
gas-gas metana (CH4), amoniak (NH3), nergyn (H2) dan air (H2O). Zat-zat itu
merupakan unsur-unsur penting yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup.Diduga
karena adanya nergy dari aliran listrik halilintar dan radiasi sianr kosmos
unsur-unsur itu mengadakan reaksi-reaksi kimia membentuk zat-zat hidup. Zat
hidup yang mula-mula terbentuk kira-kira sama dengan keadaan virus yang kita
kenal sekarang. Zat itu berjuta-juta tahun berkembang menjadi berbagai jenis
organisme.
k) Teori Oparis Haldane
Alenxande I. Oparin , ahli biologi Rusia
mempublikasikan tentang asal mula kehidupan , Rangkuman pendapat itu adalah
jasad hidup terbentuk dari senyawa kimiawi dalam laut pada saat atmosfer bumi
belum mengandung oksigen bebas . Senyawa terebut ( asam Amino sederhana , Purin
, basa pirimidin serta senyawa senyawa golongan gula , kemudian terbentuk pula
senyawa polipedia asam- asam polinuleat dan polisakarida yang semuanya terbntuk
berkat bantuan sinaqr ultraviolet , kilatan listrik , panas dan radiasi
Jasad Hidup Pertama disebut protobion , yang
hidup dalam laut kira-kira 5-10 meter dibwah permukaan laut . Ditempat itulah
mereka terhindar dari sinar ultraviolet intensitas tinggi dan sinar matahari
yang mematikan . Ketika jasad hidup berkembang menjadi lebih sempurna dan mampu
memproduksi oksigen maka lama kelamaan terdapat lapisan pelindung berupa Ozon
di atmosfer bumi kemudian , kehidupan merayap di pantai dan akhirnya memenuhi
daratan Teori ini kembali ke teori Generatio Spontane tapi melalui proses
evolusi ratusan juta tahun lamanya.
2.5.Radiasi
primat
Perkembangan evolusi primata dimulai dari
moyang yang berupa hewan mammalia pemakan serangga menurunkan Prosimian yang
hidup pada zaman Paleosin. Hewan ini bertubuh kecil seperti cecurut,
bermoncong, dan berekor panjang. Mereka tangkas dan cerdas, mempunyai
organ-organ penggenggan dan lima jari. Dari prosimian perkembangan radiasi
evolusi menuju 4 golongan besar yang masih tetap hidup sekarang ini.
a) Prosimian
Modern
Kelompok
besar pertama yakni prosimian modern. Yang termasuk kelompok ini adalah lemur
dan loris, sekarang hidup di pulau Madagaskar. Hewan-hewan ini masih mempunyai
moncong dan ekor yang panjang, berkuku, bukan cakar dengan kemampuan untuk
memanipulasi obyek, hal ini merupakan ciri utama primata.
Hewan
lain yang termasuk prosimian modern ialah Tarsier (binatang hantu), hidup di
Asia Selatan dan Indonesia (daerah pantai Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera).
Pada hewan ini tidak dijumpai lagi moncong yang panjang, mata lebih ke depan
tidak seperti mata lemur yang agak kesamping. Oleh karena itu, Tarsier dapat
memfokuskan satu titik dengan kedua matanya. Nampak adanya peningkatan pada
alat-alat penglihatan dan mekanisme saraf yang memberikan kemampuan untuk kedalaman
persepsi (binocular stereoscopic vision) dan penglihatn warna pada
tahap-tahap beranekaragam.
b) Ceboidea
(Monyet Dunia Baru)
Ceboidea
hanya hidup pada lingkungan pohon dan ditemukan di daerah hutan-hutan sebelah
selatan Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Mereka terbagi
menjadi dua famili, yakni Callithricidae dan Cebidae
Callithricidae
atau marmoset adalah Primata kecil yang telah menempati niche seperti bajing di
hutan dunia baru. Perkembangan yang menonjol pada cakar untuk memanjat yang
merupakan bagian penting dari pergerakan mereka.
Ceboidae
hidup di lingkungan pohon. Namun lebih berkembang dibandingkan dengan
Callithricidae. Mereka mengembangkan beraneka ragam besar tubuh dan adaptasi
ekologis di npohon-pohon. Beberapa anggota Cebidae telah beradaptasi dengan
cara hidup di lingkungan pohon dengan jalan mengembangkan “kaki ke-5” dalam
bentuk ekor prehensil (penggenggam). Ekor prehensil tidak hanya terdapat pada
monyet dunia lama.
c) Cercopithecoidea
(Monyet Dunia Lama)
Semua
primata dunia lama kecuali prosimian adalah catarrhini (hidung terbelah).
Monyet-monyet dunia lama diklasifikasikan dalam satu famili yakni
Cercopithecidae yang terbagi menjadi 2 sub famili, yaitu Cercopithecinae
(Monyet babon) dan Colobinae (monyet pemakan daun).
Pada
catatan fosil Cercopithecoidea berkembang pada zaman Oligosin dan Miosin. Pada
akhir miosin mereka telah menempati sejumlah niche lingkungan pohon serta
terestrial di Afrika dan Erasia. Pada saat sekarang mereka berkembang menjadi
colonin (monyet pemakan daun) dan cercopithecin. Cercopithecin yang hidup
sekarang menempati iklim dan habitat yang lebih luas dibandingkan primata lain,
kecuali manusia.
d) Colobinae
Colobinae
hidup beradaptasi makan daun vegetasi muda. Mereka mempunyai puncak gigi yang
tajam pada gigi molar, kantung pipi khusus, dan bentuk perut khusus untuk
mencernakan makanan. Pencernaan dilakukan dengan bantuan bakteri yang hidup
pada perutnya yang mirip dengan kantung. Langur (sebutan untuk beberapa
Colobinae) mendiami banyak habitat. Beberapa diantaranya di gunung-gunung
tinggi dengan sedikit pohon dan makanya tergantung pada puncak-puncak cemara
dan kulit pohon dan dedauna.
e) Cercopithecinae
Sub
famili ini beraneka habitat, mulai dari savana terbuka (babon, macaques, monyet pantas) sampai hutan (mandril, mangabey, dan
quenon). Tingkah laku sosial babon dan Cercopithecinae terestrial banyak
dipelajari oleh ahli anthropologi untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan dan
ekologi yang menolong membentuk nenek moyang manusia.
Mereka
berjalan di atas 4 kaki (quadrapedal dan mengembangkan kemampuan mencengkeram,
tetapi tidak dengan ekor prehensil. Bentuk pergerakan mereka dinamakan branch
walking (berjalan di atas cabang), plantigrade (kecenderungan bergerak
pada permukaan palntar = tapak tangan atau tapak kaki).
Gibbon
mempunyai tengkorak yang lebih kecil dibandingkan dengan Hominoid yang lain
semata-mata arboreal. Bentuk gibbon khusus untuk bergerak arboncal, disebut
brachiation. Brachiation memungkinkan gibbon bergerak lebih cepat antara
pepohonan dengan menggunakan kedua lenganya, hingga tangannya berfungsi sebagai
sebuah kait. Tetapi jika ia turun ke tanah atau berjalan-jalan di atas dahan, dilakukan
dengan dua kaki.
Orangutan
seperti gibbon hidup terbatas di Asia Tenggara dan pernah hidup tersebar luas
di Asia. Cara bergerak orangutan dinamakan quadramanual (empat tangan).
Meskipun orangutan mengahabiskan banyak waktunya di atas pohon dengan mengguankan
4 anggota badanya, juga dapat berjalan jauh sekali di daratan tanah, khususnya
jantan dewasa` hampir 2 kali lebih besar daripada betinanya dn menjalani hidup
membujang.
Gorila
sangat terbatas ruang lingkupnya dan sekarang hanya terdapat di hutan pegunungan
daerah katulistiwa dan dataran tinggi Afrika Timur. Gorila dalah vegetarian
terestrial, pemakan daun yang tumbuh di daratan tanah. Susunan kerangka sangat
khusus untuk menopang berat badan terestrial dan berjalan di atas buku-buku
jari. Cara bergerak seperti inin terlihat pada bentuk dada, bahu, tangan, dan
tulang lumbar vertebral yang kuat.
Simpanse
tidak mempunyai catatan fosil, hidup terbatas di daerah hutan dan bagian
berhutan kera. Karena adaptasi mereka, mempunyai struktur badan yang orthograde
(tegak), yang memungkinkan mereka berjalan jauh di atas permukaan tanah, tetapi
juga posisi duduk dalam jangka waktu lama. Untuk duduk, babon telah
mengembangkan sepetak kulit pada bagian belakang yang dinamakan ischial
callosities.
f) Hominoidea
Kelompok
ini muncul pada zaman Paleosin. Selama niosin awal radiasi Hominoidae bercabang
menjadi dua yakni Anthropoidea (kera) dan Hominidae (keluarga manusia). Kedua
famili ini ditandai dengan hilangnya ekor dan berkembangnya ukuran besar badan.
Otak Anthropoidae dan Hominiidae jauh lebih berkembang dan demikian fungsi
lebih kompleks. Kera-kera hidup sekarang dibagi 4 genus, yakni gibbon,
orangutan,simpanse, dan gorila.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Evolusi menjelaskan perekembangan makhluk hidup secara bertahap dalam
jangka waktu yang lama dari bentuk yang sederhanamenjadibentuk yang kompleks.
Tokoh evolusi pertama yang pendapatnya diterima
olehduniailmupengetahuanadalahcharlesDarwin
3.2.
Saran
Kami berharap semoga makalah ini dapat
menjadi salah satu referensi dan pengetahuan untuk mengetahui lebih dalam
tentang evolusi. Dan untuk lebih menyempurnakan makalah ini kami berharap saran
dan masukan dari para dosen dan mahasiswa sekalian untuk perbaikan makalah ini
ke depan.
DAFTAR PUSTAKA
Alim,
Tanri.2013. Teori Evolusi Charles Darwin. (online)
http://www.biologi-sel.com
Anonim.
2009. Evolusi Primata. (online) https://zaifbio.wordpress.com
Nursalimah,
Listia. 2014. Asal usul Kehidupan di muka bumi. (online)
https://listianurr.blogspot.com/
Sridianti.2014. Mekanisme
Terjadinya Evolusi. (online) http://www.sridianti.com/
Contoh PPT dapat dilihat di :
Evolusi Kel.ix Kelas B by Ma'firani Syam on Scribd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar